Wajib Tau! Penyebab Murtad yang sering terjadi di tengah masyarakat
Murtad, atau keluar dari agama Islam, adalah salah satu masalah serius dalam ajaran Islam. Menurut kitab Shautul Minbar karya Syeikh Muhammad Alhajjar (halaman 267), murtad didefinisikan sebagai:
القذف مكلّفاً مختاراً الإسلام، بنيّةٍ مكفّرةٍ، أو فعلٍ مكفّرٍ، أو قولٍ مكفّرٍ سواءٌ قاله استهزاءً أو اعتقاداً أو عناداً
Artinya : Keputusan seorang mukallaf (muslim dewasa) secara sadar untuk keluar dari agama Islam dengan niat kafir, atau mengamalkan perilaku yang menyebabkan kekafiran, atau mengucapkan perkataan yang menyebabkan kekafiran, baik perkataannya itu diucapkan sebagai penghinaan, keyakinan, maupun sengaja bertujuan menentang agama Islam.
Jenis-jenis Kemurtadan
Sebagaimana definisi di atas, jenis murtad dapat diklasifikasikan secara umum menjadi 3 macam, yaitu Murtad Akibat Perbuatan, Murtad Akibat Perkataan dan Murtad Akibat Keyakinan. Jenis - jenis kemurtadan tersebut dapat dirincikan satu per satu, yaitu sebagai berikut :
1. Kemurtadan Aqidah
- Meragukan Keberadaan Allah: Meragukan keberadaan Allah adalah bentuk kemurtadan yang paling mendasar. Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu..." (QS. Al-Hujurat: 15).
- Meragukan Kebenaran Ajaran Rasulullah SAW: Meragukan kebenaran ajaran Rasulullah SAW juga termasuk murtad. Allah SWT berfirman: "Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah..." (QS. Al-Hasyr: 7).
- Meragukan Kemurnian Al-Quran: Meragukan kemurnian Al-Quran adalah kemurtadan karena Al-Quran adalah firman Allah yang terjaga kemurniannya.
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS. Al-Hijr: 9).
2. Kemurtadan Perilaku
- Sujud atau Menyembah Patung: Menyembah selain Allah adalah syirik, yang merupakan bentuk murtad. "Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia..." (QS. Al-Isra: 23).
- Mengarak Patung: Mengarak patung dengan maksud penghormatan juga termasuk perilaku murtad karena menyerupai penyembahan berhala.
3. Kemurtadan Ucapan
- Mengatakan Agama Lain Lebih Baik: Menyatakan bahwa agama Yahudi atau Nasrani lebih baik dari Islam adalah kemurtadan karena mengingkari kebenaran Islam.
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya..." (QS. Ali 'Imran: 85). - Mengatakan Semua Agama Sama Benarnya: Mengatakan semua agama sama benarnya mengingkari keyakinan bahwa Islam adalah satu-satunya agama yang benar di sisi Allah.
4. Kemurtadan Niat
- Mengharapkan Zina, Judi, dll. Halal: Berharap bahwa perbuatan haram seperti zina dan judi itu halal adalah bentuk kemurtadan karena menentang hukum Allah.
"Katakanlah: 'Sesungguhnya Rabbku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang tampak maupun yang tersembunyi...'" (QS. Al-A'raf: 33). - Menisbatkan Sifat Buruk kepada Allah: Menganggap Allah sebagai dhalim atau jahat adalah bentuk kekufuran.
5. Kemurtadan Kesombongan
- Mengaku Sebagai Tuhan atau Nabi: Mengaku sebagai Tuhan atau nabi setelah Nabi Muhammad SAW adalah bentuk kemurtadan.
"Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi..." (QS. Al-Ahzab: 40). - Menolak Kewajiban Agama Karena Kesombongan: Menolak kewajiban agama karena merasa sudah beribadah cukup adalah bentuk kesombongan yang dapat membawa kepada kemurtadan.
6. Kemurtadan Kontra Syariat
- Menolak Hukum Syariat Islam: Menolak untuk menerapkan hukum syariat Islam dalam kehidupan adalah bentuk kemurtadan karena menolak hukum Allah.
"Barangsiapa yang tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." (QS. Al-Ma'idah: 44).
7. Kemurtadan Penghinaan
- Menghina Dalil-Dalil Hukum Islam: Menghina dalil-dalil hukum Islam atau ajaran agama adalah bentuk murtad.
"Dan sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelummu. Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan terhapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (QS. Az-Zumar: 65).
8. Kemurtadan Penghormatan
- Sujud atau Menyembah Selain Allah: Sujud atau menyembah kepada selain Allah adalah bentuk syirik yang jelas termasuk kemurtadan.
"Dan mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya..." (QS. Al-Bayyinah: 5).
9. Kemurtadan Persekutuan
- Ikut Dalam Ritual Agama Lain: Ikut dalam ritual agama lain atau membantu perilaku kekafiran adalah bentuk kemurtadan.
"Dan mereka menyembah selain Allah apa yang tidak menurunkan kekuasaan untuk itu dan apa yang mereka tidak mempunyai pengetahuan tentangnya." (QS. Al-Hajj: 71).
10. Kemurtadan Peremehan
- Meremehkan Al-Quran dan Hadits: Meremehkan Al-Quran, hadits, atau ilmu syariat adalah bentuk kemurtadan.
"Dan orang-orang yang kafir berkata: 'Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al-Quran ini dan tidak pula kepada kitab yang sebelumnya.'" (QS. Saba': 31).
11. Kemurtadan Keraguan
- Ragu Terhadap Kenabian Nabi Muhammad SAW: Ragu terhadap kenabian Nabi Muhammad SAW atau nabi-nabi lainnya adalah bentuk kemurtadan.
"Hai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya..." (QS. An-Nisa: 136).
12. Kemurtadan Pengkafiran
- Mengkafirkan Para Sahabat Nabi SAW: Mengkafirkan para sahabat Nabi SAW adalah bentuk kemurtadan yang sering dilakukan oleh kelompok tertentu.
"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: 'Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu daripada kami...'" (QS. Al-Hasyr: 10).
13. Kemurtadan Penghalalan
- Menghalalkan Perbuatan Haram: Menghalalkan perbuatan yang jelas-jelas haram dalam Islam seperti perjudian, mabuk, dan zina adalah bentuk kemurtadan.
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32).
14. Kemurtadan Ridla
- Ridla terhadap Kekafiran: Ridla terhadap kekafiran atau ikut mensukseskan ritual agama lain adalah bentuk kemurtadan.
"Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang zalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka..." (QS. Hud: 113).
15. Kemurtadan Pemberian Julukan
- Memberi Julukan yang Tidak Pantas: Memberi julukan yang tidak pantas kepada seseorang, terutama yang bertentangan dengan ajaran Islam, adalah bentuk kemurtadan.
16. Kemurtadan Kebodohan
- Meniru Ritual Agama Lain dalam Membaca Al-Quran: Menyanyikan Al-Quran dengan nada ritual agama lain atau memajang simbol-simbol agama lain adalah bentuk kemurtadan. "Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya..." (QS. Al-Isra: 36).
Penyebab Lain Kemurtadan dalam Pandangan Ahlussunnah Wal Jamaah
Selain jenis-jenis kemurtadan yang telah disebutkan di atas, ada beberapa penyebab lain yang juga dianggap sebagai bentuk kemurtadan dalam ajaran Islam menurut Ahlussunnah Wal Jamaah:
Menghina atau Merendahkan Ulama: Menghina atau merendahkan ulama yang sejati dan ahli dalam ilmu agama dapat dianggap sebagai bentuk kemurtadan, karena ulama adalah pewaris para nabi yang membawa ajaran Islam.
Mempromosikan Ideologi yang Bertentangan dengan Islam: Mengajarkan atau menyebarkan ideologi yang jelas-jelas bertentangan dengan ajaran Islam, seperti sekularisme, ateisme, atau ideologi lainnya yang menolak hukum dan ajaran Islam.
Menolak Sunnah Rasulullah SAW: Menolak sunnah atau hadits-hadits shahih Rasulullah SAW dengan alasan apapun, misalnya dengan menganggapnya tidak relevan lagi atau tidak berlaku, dapat dianggap sebagai kemurtadan karena sunnah merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Quran.
Mengubah Hukum-Hukum Syariat: Mengubah atau memodifikasi hukum-hukum syariat tanpa dasar yang jelas dari Al-Quran dan Sunnah, atau menolak bagian tertentu dari syariat, seperti hudud (hukuman dalam Islam), karena dianggap tidak sesuai dengan zaman modern.
Menyembah Selain Allah dalam Bentuk yang Terselubung: Termasuk di sini adalah praktik-praktik syirik yang terselubung seperti percaya kepada kekuatan mistis selain Allah, menggantungkan harapan kepada dukun atau paranormal untuk perkara-perkara yang seharusnya hanya dipasrahkan kepada Allah.
Tidak Percaya pada Hari Akhir: Tidak percaya pada keberadaan hari akhir, surga, neraka, dan seluruh hal yang berhubungan dengan akhirat. Kepercayaan pada hari akhir merupakan salah satu rukun iman yang wajib diimani.
Menolak Takdir Allah: Tidak percaya atau menolak takdir baik maupun buruk yang telah ditetapkan oleh Allah. Kepercayaan pada takdir merupakan salah satu rukun iman dalam Islam.
Menghalalkan yang Haram atau Mengharamkan yang Halal Tanpa Dalil: Menghalalkan yang telah diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya atau mengharamkan yang telah dihalalkan tanpa dalil syar’i yang jelas.
Meniru Kebiasaan-Kebiasaan Agama Lain dalam Ibadah: Meniru kebiasaan atau ritual agama lain dalam pelaksanaan ibadah Islam dengan niat meniru atau menghormati agama tersebut. Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa meniru suatu kaum, maka dia termasuk dari mereka." (HR. Abu Dawud).
Tidak Menganggap Dosa sebagai Dosa: Menganggap remeh dosa-dosa besar, atau menganggap bahwa dosa-dosa besar bukanlah masalah yang perlu ditakuti dan diperhatikan.
Meremehkan atau Meninggalkan Ibadah Wajib Secara Sengaja: Meremehkan atau meninggalkan ibadah-ibadah wajib seperti shalat, puasa, zakat, dan haji tanpa alasan syar’i yang jelas dapat mengarah kepada kemurtadan.
Membuat Olok-Olokan terhadap Ajaran Islam: Membuat olok-olokan, lelucon, atau parodi tentang ajaran-ajaran Islam, Al-Quran, Sunnah, atau simbol-simbol Islam lainnya. Allah SWT berfirman: "Katakanlah: 'Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman.'" (QS. At-Taubah: 65-66).
Pemahaman mengenai penyebab-penyebab kemurtadan sangat penting untuk menjaga keimanan dan ketakwaan seorang muslim. Oleh karena itu, umat Islam diharapkan selalu mempelajari, memahami, dan mengamalkan ajaran Islam dengan sebaik-baiknya sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah serta bimbingan para ulama yang mumpuni.
Referensi:
- Alhajjar, Syeikh Muhammad. Shautul Minbar. Halaman 267.
- Albanjari, Sheikh Muhammad Arsyad, Tuhfaturraghibin
- Al-Quranul Karim.
- Hadits-hadits Rasulullah SAW.
- Pendapat dan fatwa ulama Ahlussunnah Wal Jamaah.
Dengan memahami berbagai bentuk dan penyebab kemurtadan, umat Islam dapat lebih berhati-hati dalam menjaga keimanan mereka dan menjauhi hal-hal yang dapat merusak aqidah. Semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menjadi panduan bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam yang benar.
Posting Komentar